Fenomena Alam : Gempa 8,9 SR dan Tsunami Dasyat Guncang Miyagi-Jepang, 11 Maret 2011.
11 Mar 2011 4 Comments
in Gempa dan Tsunami
United States Geological Survey (USGS) memperkirakan bahwa gempa
Jepang terjadi pada pukul 13.46 waktu setempat. Pusat gempa diperkirakan
ada di 130 km sebelah timur Sendai, Honshu atau 373 km tenggara Tokyo,
pada kedalaman 24 km.Sebelumnya, gempa dilaporkan berkekuatan 7,9
Magnitude. Namun, laporan tersebut kemudian direvisi menjadi 8,9
Magnitude. Dilaporkan bahwa gempa ini merupakan salah satu yang terbesar
selama 20 tahun terakhir.Gempa bumi mengguncang gedung-gedung di
Tokyo, menyebabkan korban jiwa, kebakaran dan memicu timbulnya tsunami
setinggi 4 meter, berdasarkan laporan NHK dan beberapa saksi.
Peringatan tsunami setinggi 10 meter dikeluarkan.
Peringatan
tsunami kini diperluas hingga ke wilayah pasifik Rusia, Filipina dan
Indonesia. Sejauh ini dilaporkan 20 orang terluka di Tokyo setelah
sebuah atap aula rubuh di sebuah sekolah saat pesta kelulusan
berlangsung.
Sumber : Kompas.com

Sumber : Kompas.com
Kategori Badai Tropis …
22 Jan 2011 Leave a Comment
in ATMOSFER
Badai memiliki 5 skala
kategori bernama “Saffir-Simpson Hurricane Scale”. Yang membedakan
adalah intensitas anginnya. Sebenarnya klasifikasi badai ini digunakan
untuk daerah belahan bumi barat siklon tropis yang melebihi intensitas depresi tropis dan badai tropis pada umumnya.
Baca artikel selengkapnya …

Baca artikel selengkapnya …
Awas Ada Badai !…
14 Jan 2011 4 Comments
in ATMOSFER
Berikut ini ada beberapa badai yang terkenal yang bisa menimbulkan
bencana alam dengan efek yang paling parah dan merusak. Beberapa
diantaranya pernah menghiasi pemberitaan sebagai salah satu badai yang
menyebabkan kerusakan yang dasyat. Uniknya lagi, nama badainya tidak
mencerminkan sesuatu yang berbahaya dan mengancam.
Inilah nama-nama badai itu :
1. Badai Ivan. Awalnya badai Ivan terbentuk dari badai tipe Cape Verde,
lama-kelamaan berkembang menjadi badai dengan kategori 5, kategori
terkuat dalam skala badai. Puncaknya badai Ivan terjadi di Meksiko,
ukuran badai ini se kota Texas. Dia juga menimbulkan 117 tornado yang
menyerang timur USA.
2. Badai Isabel . Badai ini merupakan badai Atlantik paling mematikan
pada
tahun 2003. Badai Isabel terbentuk dari gelombang tropis pada 6
September 2003 di Atlantik. Badai ini bergerak ke arah barat laut dan
terus membesar. kecepatan angin saat itu mencapai 265 km/jam. Lalu,
badai Isabel ini mengakibatkan tanah longsor di North Carolina dengan
kecepatan angin 165 km/jam.
3. Badai Katrina. Badai ini adalah
siklon tropis yang sangat besar yang melanda tenggara Amerika Serikat
pada 24-31 Agustus 2005. Lebih dari 200.000 km persegi wilayah tenggara
USA terpengaruh badai ini (seukuran Britania Raya), termasuk Lousiana,
Missisipi, Florida dan Georgia. Badai ini mengakibatkan matinya listrik
yang mempengaruhi 1 juta jiwa.
4. Badai Jeanne. Badai ini paling
mematikan di musim badai Atlantik pada tahun 2004. Badai
Jeannemengakibatkan tanah longsor di Florida, menyapu bersih pulau Great
Abaco dan Grand Bahama, dan juga mengakibatkan banjir di West Virginia
dan New Jersey. Total korban jiwa mencapai 3.025 jiwa.
4. Badai Anggrek. Badai tropis
Anggrek
merupakan sirkulasi angin yang berputar dan bersumber dari wilayah
tropis yang hangat. Badai ini terbentuk oleh 3 faktor yaitu suhu muka
air laut hangat yang mengakibatkan penguapan air laut, pemusatan tekanan
rendah badai dan rotasi bumi.
Inilah nama-nama badai itu :
1. Badai Ivan. Awalnya badai Ivan terbentuk dari badai tipe Cape Verde,

2. Badai Isabel . Badai ini merupakan badai Atlantik paling mematikan

3. Badai Katrina. Badai ini adalah

4. Badai Jeanne. Badai ini paling

4. Badai Anggrek. Badai tropis

Yang Perlu Anda Ketahui Tentang Bumi Kita …
04 Jan 2011 Leave a Comment
in Fakta-Fakta Geografi
Fenomena Alam : Hujan Meteor Quadrantids Meriahkan Tahun Baru 2011 …
01 Jan 2011 1 Comment
in ATMOSFER

Hujan meteor Quadrantids yang akan terlihat di langit sebelah
timur laut akan berlangsung mulai 1 hingga 5 Januari yang akan datang.
Sementara Tiga hujan meteor lainnya akan terus berlangsung hingga 20
Januari.
Quadrantids sendiri adalah salah satu fenomena hujan meteor
terindah dengan intensitas “hujan” di atas rata-rata. Hujan meteor yang
bisa terlihat dengan mudah di awal Januari ini bisa mencapai 40 meteor
setiap jam pada waktu puncaknya yang biasa terjadi pada tanggal 3 dan 4
Januari. Sedangkan pada tanggal lainnya diperkirakan sebanyak 15
meteor akan melesat setiap jamnya.
Waktu terbaik untuk menikmati hujan meteor Quadrantids adalah
setelah lewat tengah malam hingga menjelang subuh dari tempat yang
gelap. Para astronom menegaskan ukuran “gelap” dengan jarak 40 mil atau
sekira 64,37 km dari cahaya lampu kota besar. Jika langit cerah dan
syarat gelap itu terpenuhi, Anda tidak memerlukan teleskop ataupun
teropong untuk melihatnya. Dengan mata telanjang saja hujan meteor ini
dapat Anda nikmati.
Selain hujan meteor Quadrantids, tiga hujan meteor lain turun
secara acak. Titik arah datang tiga hujan meteor yang belum diketahui
namanya itu bisa datang dari mana saja dengan frekuensi yang relatif
kecil, sekitar 10 meteor per jam.
Sumber : National Geographic Indonesia.
Fenomena Alam : Samudra Baru Tengah Membelah Afrika
14 Dec 2010 Leave a Comment
in LITHOSFER

Para geolog yang melakukan penelitian di wilayah Afar, Etiopia, mengatakan bahwa 10 juta tahun lagi samudra baru akan terbentuk. Samudra itu akan memecah Afrika menjadi dua bagian.
Proses terbentuknya samudra baru sebenarnya telah dimulai dari tahun 2005 lalu. Saat itu, retakan sepanjang 60 kilometer terbentuk di Etiopia. Dalam jangka waktu 10 hari saja retakan sudah melebar hingga 8 meter. Perkembangan retakan ini cukup mengejutkan karena secara teori, dalam kondisi normal, retakan selebar itu baru bisa tercapai dalam 230 tahun.
Retakan tersebut disebabkan oleh dorongan batuan lunak dan panas dari perut bumi. Menurut para ilmuwan, adanya dorongan dari dalam menyebabkan permukaan bumi retak. Dalam kurun waktu 5 tahun belakangan diketahui bahwa retakan terus melebar.
Sejauh ini, erupsi yang terjadi di bawah tanah masih terus berlangsung. Akibatnya, pada akhirnya wilayah Etiopia dan Somalia akan terpisah dari Benua Afrika. Ketika dua wilayah terpisah, akan terbentuk selat yang kemudian berkembang menjadi laut dan pada akhirnya samudra.
“Hasil retakan akan memisah semakin jauh. Bagian selatan Etiopia dan Somalia akan terpisah, menciptakan pulau baru. Dan, kita akan memiliki Afrika kecil dan pulau besar lainnya yang terapung di Samudra Hindia,” kata James Hammond, seismolog Universitas Bristol yang meneliti Afar.
Dr Tim Wright dari Universitas Oxford di Inggris mengatakan, “Ini hal yang sangat luar biasa.” Sebelumnya, ketika menemukannya pada tahun 2005, ia mengatakan, “Retakan ini akan terhubung dengan Laut Merah sehingga bisa terisi air dan membentuk samudra.”
Sumber : Kompas.com
FENOMENA ALAM : Terjadinya Matahari Kembar Di Langit China…..
25 Sep 2010 Leave a Comment
in ATMOSFER
Hari Sabtu ini, tanggal 25 September 2010, stasiun swasta RCTI
dalam program infotainment menayangkan Fenomena alam tentang munculnya
Matahari Kembar yang pernah terjadi di china awal bulan Agustus 2010
yang lalu.
Bagaimanakah kejadian sebenarnya pada saat itu ???……
Bagaimanakah kejadian sebenarnya pada saat itu ???……
FENOMENA ALAM : Hujan Ikan Mengguyur Kota kecil Lajamanu di Australia Utara.
25 Aug 2010 3 Comments
in ATMOSFER

Namun peristiwa ini bukanlah yang pertama kali terjadi karena sebelumnya juga pernah terjadi peristiwa serupa yaitu pada tahun 1974 dan 2004. Ini merupakan ketiga kalinya dalam kurun waktu lebih dari 30 tahun di mana Lajamanu dilanda hujan ikan. Seperti di dalam Alkitab juga pernah terjadi hal yang hampir serupa yaitu ketika bangsa Israel mendapat hujan roti Manna dan burung puyuh di padang gurun selama perjalanan mereka menuju tanah perjanjian, tanah Kanaan..
Menurut kacamata Geografi, fenomena alam ini bisa terjadi jika badai yang membawa ikan-ikan tersebut adalah badai siklon sejenis badai Tornado di USA. Badai ini menghisap sebagian air sungai yang banyak terdapat ikan kemudian air dan ikan terhisap ke pusat badai kemudian badai tersebut bergerak ke tempat lain dan mencurahkan air hujan beserta isinya.
Menurut Laman harian The Telegraph mengungkapkan, dalam dua hari berturut-turut Kota Lajamanu di negara bagian Northern Territory kejatuhan banyak ekor ikan. Bersama dengan air hujan, ikan-ikan itu muncul begitu saja dari langit.
Sebagian besar ikan masih dalam keadaan hidup. Hujan ikan itu baru berhenti Senin, 1 Maret 2010.

“Badai membawa ikan-ikan itu naik hingga ketinggian 40 ribu hingga 50 ribu kaki di udara,” kata seorang pakar senior di Biro Meteorologi Australia, Mark Kersemakers. “Saat mereka ikut dalam ‘sistem’ badai, mereka membeku. Setelah beberapa waktu, mereka bebas dari badai,” lanjut Kersemakers.
“Biasanya, ikan ada di dalam air. Sekarang ikan-ikan itu jatuh dari langit. Bagaimana kalau sesuatu yang lebih besar jatuh dari langit?” kata Joe Ashley, warga berusia 55 tahun. “Bisa saja besok-besok ada buaya yang akan jatuh dari langit,” lanjut Ashley.
Sumber : Sebagian dari Jawaban.com
FENOMENA ALAM : Hujan Darah, di Kerala India.
14 Aug 2010 10 Comments
in ATMOSFER
Hari Minggu yang lalu tanggal 8 Agustus 2010, stasiun swasta RCTI
dalam program infotainment menayangkan Fenomena alam tentang hujan darah
yang pernah terjadi di India tahun 2001 yang lalu.
Bagaimanakah kejadian sebenarnya pada saat itu ???……

Hujan yang pertama jatuh di distrik Kottayam dan Idukki di wilayah selatan India. Bukan hanya hujan berwarna merah, 10 hari pertama dilaporkan turunnya hujan berwarna kuning, hijau dan bahkan hitam. Setelah 10 hari, intensitas curah hujan mereda hingga September. Hujan tersebut turun hanya pada wilayah yang terbatas dan biasanya hanya berlangsung sekitar 20 menit per hujan. Para penduduk lokal menemukan baju-baju yang dijemur berubah warna menjadi merah seperti darah dan juga melaporkan adanya bunyi ledakan dan cahaya terang yang mendahului turunnya hujan yang dipercaya sebagai ledakan meteor.
Contoh air hujan tersebut segera dibawa untuk diteliti oleh pemerintah India dan ilmuwan. Salah satu ilmuwan independen yang menelitinya adalah Godfrey Louis dan Santosh Kumara dari Universitas Mahatma Gandhi. Mereka mengumpulkan lebih dari 120 laporan dari penduduk setempat dan mengumpulkan sampel air hujan merah dari wilayah sepanjang 100 km. Pertama kali mereka mengira bahwa partikel merah di dalam air adalah partikel pasir yang terbawa dari gurun Arab. Hal ini pernah terjadi pada Juli 1968 dimana pasir dari gurun sahara terbawa angin hingga menyebabkan hujan merah di Inggris. Namun mereka menemukan bahwa unsur merah di dalam air tersebut bukanlah butiran pasir, melainkan sel-sel yang hidup.
Komposisi sel tersebut terdiri dari 50% Karbon, 45% Oksigen dan 5% unsur lain seperti besi dan sodium, konsisten dengan komponen sel biologi lainnya, dan sel itu juga membelah diri. Ia memiliki diameter antara 3-10 mikrometer dengan dinding yang tebal dan memiliki variasi nanostruktur didalam membrannya. Namun tidak ada nukleus yang dapat diidentifikasi. Setiap meter kubik sampel yang diambil, terdapat 100 gram unsur merah. Jadi apabila dijumlah, maka dari Juli hingga September terdapat 50 ton partikel merah yang tercurah ke Bumi.

Di Universitas Sheffield, Inggris, seorang ahli mikrobiologis bernama Milton Wainwright mengkonfirmasi bahwa bahwa unsur merah tersebut adalah sel hidup. Hal ini dinyatakan karena Wainwright berhasil menemukan adanya DNA dari unsur sel tersebut walaupun ia belum berhasil mengekstraknya.
Karena partikel merah tersebut adalah sel hidup, maka para ilmuwan mengajukan teori bahwa partikel merah itu adalah darah. Menurut mereka, kemungkinan batu meteor yang meledak di udara telah membantai sekelompok kelelawar di udara. Namun teori ini ditolak karena tidak adanya bukti-bukti yang mendukung seperti sayap kelelawar yang jatuh ke bumi.
Dengan menghubungkan antara suara ledakan dan cahaya yang mendahului hujan tersebut, Louis mengemukakan teori bahwa sel-sel merah tersebut adalah makhluk ekstra terestrial. Ia menyimpulkan bahwa materi merah tersebut datang dari sebuah komet yang memasuki atmosfer bumi dan meledak di atas langit India.
Sebuah studi yang dilakukan oleh mahasiswa doktoral dari Universitas Queen, Irlandia yang bernama Patrick McCafferty menemukan catatan sejarah yang menghubungkan hujan berwarna dengan ledakan meteor. McCafferty menganalisa 80 laporan mengenai hujan berwarna, 20 laporan air berubah menjadi darah dan 68 contoh fenomena mirip seperti hujan hitam, hujan susu atau madu yang turun dari langit. 36 persen dari contoh tersebut ternyata terhubung dengan aktivitas meteor atau komet. Peristiwa-peristiwa tersebut terjadi mulai dari Romawi kuno, Irlandia dan Inggris abad pertengahan dan bahkan California abad ke-19. McCafferty mengatakan, “kelihatannya ada hubungan yang kuat antara laporan hujan berwarna dengan aktivitas meteor, Hujan merah Kerala cocok dengan pola-pola tersebut dan tidak dapat diabaikan begitu saja.”
Jadi, apakah hujan merah di Kerala berasal dari luar bumi? Sebagian ilmuwan yang skeptis serta merta menolak teori ini. Namun sebagian ilmuwan lain yang belum menemukan jawabannya segera melirik kembali ke sebuah teori usang yang diajukan oleh ahli fisika Sir Fred Hoyle dan Dr Chandra Wickramasinghe, yaitu teori yang disebut Panspermia, sebuah teori yang menyatakan bahwa kehidupan di bumi ini berasal dari luar angkasa.
Menurut kedua ilmuwan tersebut pada mulanya di luar angkasa terdapat awan gas antar bintang yang mengandung bakteri. Ketika awan itu mengerut karena gravitasi untuk membentuk sistem bintang, bakteri yang ada di dalamnya tetap bertahan hidup di dalam komet. Ketika komet itu terkena sinar matahari, panas matahari mencairkan permukaan es pada komet, bakteri-bakteri tersebut lolos dan tersapu ke planet-planet terdekat. Teori ini juga didasarkan pada argumen Charles darwin bahwa sesungguhnya bakteri memiliki karakteristis “luar bumi”.
Source : http://xfile-enigma.blogspot.com
Bagaimanakah kejadian sebenarnya pada saat itu ???……
Video Hujan Darah :
Tidak ada yang mengerti apa yang sedang terjadi, Pada saat itu, 25
Juli 2001, hujan lebat dengan air berwarna merah menghujani negara
bagian Kerala di India. Hujan itu berlangsung hingga September 2001 dan
lebih dari 500.000 meter kubik air hujan berwarna merah tercurah ke
bumi. Pada mulanya ilmuwan mengira air hujan yang berwarna merah itu
disebabkan oleh pasir gurun, namun para Ilmuwan menemukan sesuatu yang
mengejutkan, unsur merah di dalam air tersebut adalah sel hidup, sel
yang bukan berasal dari bumi !
Hujan yang pertama jatuh di distrik Kottayam dan Idukki di wilayah selatan India. Bukan hanya hujan berwarna merah, 10 hari pertama dilaporkan turunnya hujan berwarna kuning, hijau dan bahkan hitam. Setelah 10 hari, intensitas curah hujan mereda hingga September. Hujan tersebut turun hanya pada wilayah yang terbatas dan biasanya hanya berlangsung sekitar 20 menit per hujan. Para penduduk lokal menemukan baju-baju yang dijemur berubah warna menjadi merah seperti darah dan juga melaporkan adanya bunyi ledakan dan cahaya terang yang mendahului turunnya hujan yang dipercaya sebagai ledakan meteor.
Contoh air hujan tersebut segera dibawa untuk diteliti oleh pemerintah India dan ilmuwan. Salah satu ilmuwan independen yang menelitinya adalah Godfrey Louis dan Santosh Kumara dari Universitas Mahatma Gandhi. Mereka mengumpulkan lebih dari 120 laporan dari penduduk setempat dan mengumpulkan sampel air hujan merah dari wilayah sepanjang 100 km. Pertama kali mereka mengira bahwa partikel merah di dalam air adalah partikel pasir yang terbawa dari gurun Arab. Hal ini pernah terjadi pada Juli 1968 dimana pasir dari gurun sahara terbawa angin hingga menyebabkan hujan merah di Inggris. Namun mereka menemukan bahwa unsur merah di dalam air tersebut bukanlah butiran pasir, melainkan sel-sel yang hidup.
Komposisi sel tersebut terdiri dari 50% Karbon, 45% Oksigen dan 5% unsur lain seperti besi dan sodium, konsisten dengan komponen sel biologi lainnya, dan sel itu juga membelah diri. Ia memiliki diameter antara 3-10 mikrometer dengan dinding yang tebal dan memiliki variasi nanostruktur didalam membrannya. Namun tidak ada nukleus yang dapat diidentifikasi. Setiap meter kubik sampel yang diambil, terdapat 100 gram unsur merah. Jadi apabila dijumlah, maka dari Juli hingga September terdapat 50 ton partikel merah yang tercurah ke Bumi.

Di Universitas Sheffield, Inggris, seorang ahli mikrobiologis bernama Milton Wainwright mengkonfirmasi bahwa bahwa unsur merah tersebut adalah sel hidup. Hal ini dinyatakan karena Wainwright berhasil menemukan adanya DNA dari unsur sel tersebut walaupun ia belum berhasil mengekstraknya.
Karena partikel merah tersebut adalah sel hidup, maka para ilmuwan mengajukan teori bahwa partikel merah itu adalah darah. Menurut mereka, kemungkinan batu meteor yang meledak di udara telah membantai sekelompok kelelawar di udara. Namun teori ini ditolak karena tidak adanya bukti-bukti yang mendukung seperti sayap kelelawar yang jatuh ke bumi.
Dengan menghubungkan antara suara ledakan dan cahaya yang mendahului hujan tersebut, Louis mengemukakan teori bahwa sel-sel merah tersebut adalah makhluk ekstra terestrial. Ia menyimpulkan bahwa materi merah tersebut datang dari sebuah komet yang memasuki atmosfer bumi dan meledak di atas langit India.
Sebuah studi yang dilakukan oleh mahasiswa doktoral dari Universitas Queen, Irlandia yang bernama Patrick McCafferty menemukan catatan sejarah yang menghubungkan hujan berwarna dengan ledakan meteor. McCafferty menganalisa 80 laporan mengenai hujan berwarna, 20 laporan air berubah menjadi darah dan 68 contoh fenomena mirip seperti hujan hitam, hujan susu atau madu yang turun dari langit. 36 persen dari contoh tersebut ternyata terhubung dengan aktivitas meteor atau komet. Peristiwa-peristiwa tersebut terjadi mulai dari Romawi kuno, Irlandia dan Inggris abad pertengahan dan bahkan California abad ke-19. McCafferty mengatakan, “kelihatannya ada hubungan yang kuat antara laporan hujan berwarna dengan aktivitas meteor, Hujan merah Kerala cocok dengan pola-pola tersebut dan tidak dapat diabaikan begitu saja.”
Jadi, apakah hujan merah di Kerala berasal dari luar bumi? Sebagian ilmuwan yang skeptis serta merta menolak teori ini. Namun sebagian ilmuwan lain yang belum menemukan jawabannya segera melirik kembali ke sebuah teori usang yang diajukan oleh ahli fisika Sir Fred Hoyle dan Dr Chandra Wickramasinghe, yaitu teori yang disebut Panspermia, sebuah teori yang menyatakan bahwa kehidupan di bumi ini berasal dari luar angkasa.
Menurut kedua ilmuwan tersebut pada mulanya di luar angkasa terdapat awan gas antar bintang yang mengandung bakteri. Ketika awan itu mengerut karena gravitasi untuk membentuk sistem bintang, bakteri yang ada di dalamnya tetap bertahan hidup di dalam komet. Ketika komet itu terkena sinar matahari, panas matahari mencairkan permukaan es pada komet, bakteri-bakteri tersebut lolos dan tersapu ke planet-planet terdekat. Teori ini juga didasarkan pada argumen Charles darwin bahwa sesungguhnya bakteri memiliki karakteristis “luar bumi”.
Source : http://xfile-enigma.blogspot.com
FENOMENA ALAM : El Nino dan La Nina …
17 Jul 2010 18 Comments
in ATMOSFER
Beberapa tahun terakhir ini, masyarakat kita
Indonesia sering dibuat bingung dengan perubahan cuaca atau iklim yang
membingungkan. Di satu sisi pada saat musim kemarau berlangsung sangat
lama dan di sisi lain pada saat musim penghujan berlangsung sangat
pendek. Bahkan pada saat kita sekolah, Bapak Ibu guru (khususnya bidang
studi Geografi) bahwa musim penghujan mulai bulan Oktober s/d Maret dan
musim kemarau dimulai bulan April s/d September. Tetapi kenyataanya
tidak terjadi pada bulan-bulan itu, bahkan tahun 2009 musim penghujan di
banyak kota di Indonesia terjadi akhir bulan Desember bahkan pada
bulan Juli 2010 di Indonesia khususnya Surabaya masih terjadi
hujan.Fenomena alam apa yang sebenarnya terjadi di negara kita ????….
Banyak para ahli cuaca dan iklim menyebut peristiwa ini dengan nama peristiwa EL Nino dan La Nina.
El-Nino, menurut sejarahnya adalah sebuah fenomena yang teramati oleh para penduduk atau nelayan Peru dan Ekuador yang tinggal di pantai sekitar Samudera Pasifik bagian timur menjelang hari natal (Desember). Fenomena yang teramati adalah meningkatnya SPL(Suhu Permukaan Laut) yang biasanya dingin. Fenomena ini mengakibatkan perairan yang tadinya subur dan kaya akan ikan (akibat adanya upwelling atau arus naik permukaan yang membawa banyak nutrien dari dasar) menjadi sebaliknya. Pemberian nama El-Nino pada fenomena ini disebabkan oleh karena kejadian ini seringkali terjadi pada bulan Desember. El-Nino (bahasa Spanyol) sendiri dapat diartikan sebagai “anak lelaki”. Di kemudian hari para ahli juga menemukan bahwa selain fenomena menghangatnya SPL, terjadi pula fenomena sebaliknya yaitu mendinginnya SPL akibat menguatnya upwelling. Kebalikan dari fenomena ini selanjutnya diberi nama La-Nina(juga bahasa Spanyol) yang berarti “anak perempuan”. Fenomena ini memiliki periode 2-7 tahun.
El Nino merupakan suatu gejala alam di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur yaitu memanasnya suhu permukaan laut di wilayah tersebut. Pada saat yang bersamaan terjadi perubahan pola tekanan udara yang mempunyai dampak sangat luas dengan gejala yang berbedabeda, baik bentuk dan intensitasnya. Walaupun El Nino dianggap sebagai faktor pengganggu dari sirkulasi monsun yang berlangsung di Indonesia namun pengaruhnya sangat terasa yaitu timbulnya bencana kekeringan yang meluas. Pada saat berlangsung El Nino, terjadi penguatan angin baratan di Pasifik barat daerah equator mulai dari sebelah utara Irian hingga Pasifik Tengah (Trenberth and Sea, 1987, Harrison and Larkin, 1998). Awal musim hujan di Jawa lebih lambat dibandingkan dengan rataratanya ketika terjadi El Nino dan lebih cepat dari rata-ratanya ketika terjadi La Nina (Hamada, 1995). El Nino sangat mempengaruhi curah hujan pada saat musim peralihan dari musim kemarau ke musim hujan di Indonesia (Mulyana, 2002). Fenomena ini memiliki periode 2-7 tahun. La Nina merupakan kebalikan dari El Nino ditandai dengan anomali suhu muka laut di daerah tersebut negatif(lebih dingin dari rata-ratanya). La Nina secara umum akan menyebabkan curah hujan di Indonesia bertambah.
El-Nino akan terjadi apabila perairan yang lebih panas di Pasifik tengah dan timur meningkatkan suhu dan kelembaban pada atmosfer yang berada di atasnya. Kejadian ini mendorong terjadinya pembentukan awan yang akan meningkatkan curah hujan di sekitar kawasan tersebut. Bagian barat Samudra Pasifik tekanan udara meningkat sehingga menyebabkan terhambatnya pertumbuhan awan di atas lautan bagian timur Indonesia, sehingga di beberapa wilayah Indonesia terjadi penurunan curah hujan yang jauh dari normal. Pembentukan El-Nino dikaitkan dengan pola sirkulasi samudera pasifik yang dikenal sebagai osilasi selatan sehingga disebut juga El Nino-Southern Oscillation (ENSO) yang merupakan fenomena yang ditimbulkan oleh interaksi laut-atmosfer. El-Nino merupakan fenomena global dari sistem interaksi laut dan atmosfer yang ditandai dengan memanasnya suhu muka laut di Pasifik Equator atau anomali suhu muka laut di daerah tersebut positif (lebih panas dari rata-ratanya). Pada saat yang bersamaan terjadi perubahan pola tekanan udara yang mempunyai dampak sangat luas dengan gejala yang berbeda-beda, baik bentuk dan intensitasnya. Fenomena El Nino secara umum akan menyebabkan curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia berkurang, besar pengurangannya tergantung dari lokasi dan intensitas El-Nino tersebut. Namun demikian, karena luasnya wilayah Indonesia serta posisi geografisnya yang dikenal sebagai benua maritim, maka tidak seluruh wilayah Indonesia dipengaruhi oleh fenomena El-Nino. Pada tahun normal, tekanan permukaan rendah berkembang di wilayah utara Australia dan Indonesia dan tekanan tinggi melalui sistem pantai Peru . Akibatnya, angin pasat melalui Samudera Pasifik bergerak sangat kuat dari barat ke timur. Di timur aliran angin pasat membawa permukaan air hangat ke barat, sehingga badai membawa badai konvektiv ke Indonesia dan pesisir Australia. Sepanjang pantai Peru, kolam air dingin terbawa sampai ke permukaan untuk menggantikan kolam air hangat yang diambil di sebelah barat.
Suhu permukaan laut di Pasifik tengah dan timur menjadi lebih tinggi dari biasa pada waktu-waktu tertentu, walaupun tidak selalu. Keadaan inilah yang menyebabkan terjadinya fenomena La-Nina . Tekanan udara di kawasan equator Pasifik barat menurun, lebih ke barat dari keadaan normal, menyebabkan pembentukkan awan yang lebih dan hujan lebat di daerah sekitarnya.
Untuk melihat Animasi terjadinya El Nino dan La Nina : Klik di sini
Kejadian El-Nino tidak terjadi secara tunggal tetapi berlangsung secara berurutan pasca atau pra La-Nina. Hasil kajian dari tahun 1900 sampai tahun 1998 menunjukan bahwa El-Nino telah terjadi sebanyak 23 kali (rata-rata 4 tahun sekali). La-Nina hanya 15 kali (rata-rata 6 tahun sekali). Dari 15 kali kejadian La-Nina, sekitar 12 kali (80%) terjadi berurutan dengan tahun El-Nino. La-Nina mengikuti El-Nino hanya terjadi 4 kali dari 15 kali kejadian sedangkan yang mendahului El-Nino 8 kali dari 15 kali kejadian. Secara umum, hal ini menunjukkan bahwa peluang terjadinya La-Nina setelah El-Nino tidak begitu besar. Kejadian El-Nino 1982/83 yang dikategorikan sebagai tahun kejadian El-Nino yang kuat tidak diikuti oleh La-Nina.
Sumber : Sebagian dari dirgantara.lapan.co.id
Banyak para ahli cuaca dan iklim menyebut peristiwa ini dengan nama peristiwa EL Nino dan La Nina.
El-Nino, menurut sejarahnya adalah sebuah fenomena yang teramati oleh para penduduk atau nelayan Peru dan Ekuador yang tinggal di pantai sekitar Samudera Pasifik bagian timur menjelang hari natal (Desember). Fenomena yang teramati adalah meningkatnya SPL(Suhu Permukaan Laut) yang biasanya dingin. Fenomena ini mengakibatkan perairan yang tadinya subur dan kaya akan ikan (akibat adanya upwelling atau arus naik permukaan yang membawa banyak nutrien dari dasar) menjadi sebaliknya. Pemberian nama El-Nino pada fenomena ini disebabkan oleh karena kejadian ini seringkali terjadi pada bulan Desember. El-Nino (bahasa Spanyol) sendiri dapat diartikan sebagai “anak lelaki”. Di kemudian hari para ahli juga menemukan bahwa selain fenomena menghangatnya SPL, terjadi pula fenomena sebaliknya yaitu mendinginnya SPL akibat menguatnya upwelling. Kebalikan dari fenomena ini selanjutnya diberi nama La-Nina(juga bahasa Spanyol) yang berarti “anak perempuan”. Fenomena ini memiliki periode 2-7 tahun.
El Nino merupakan suatu gejala alam di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur yaitu memanasnya suhu permukaan laut di wilayah tersebut. Pada saat yang bersamaan terjadi perubahan pola tekanan udara yang mempunyai dampak sangat luas dengan gejala yang berbedabeda, baik bentuk dan intensitasnya. Walaupun El Nino dianggap sebagai faktor pengganggu dari sirkulasi monsun yang berlangsung di Indonesia namun pengaruhnya sangat terasa yaitu timbulnya bencana kekeringan yang meluas. Pada saat berlangsung El Nino, terjadi penguatan angin baratan di Pasifik barat daerah equator mulai dari sebelah utara Irian hingga Pasifik Tengah (Trenberth and Sea, 1987, Harrison and Larkin, 1998). Awal musim hujan di Jawa lebih lambat dibandingkan dengan rataratanya ketika terjadi El Nino dan lebih cepat dari rata-ratanya ketika terjadi La Nina (Hamada, 1995). El Nino sangat mempengaruhi curah hujan pada saat musim peralihan dari musim kemarau ke musim hujan di Indonesia (Mulyana, 2002). Fenomena ini memiliki periode 2-7 tahun. La Nina merupakan kebalikan dari El Nino ditandai dengan anomali suhu muka laut di daerah tersebut negatif(lebih dingin dari rata-ratanya). La Nina secara umum akan menyebabkan curah hujan di Indonesia bertambah.
El-Nino akan terjadi apabila perairan yang lebih panas di Pasifik tengah dan timur meningkatkan suhu dan kelembaban pada atmosfer yang berada di atasnya. Kejadian ini mendorong terjadinya pembentukan awan yang akan meningkatkan curah hujan di sekitar kawasan tersebut. Bagian barat Samudra Pasifik tekanan udara meningkat sehingga menyebabkan terhambatnya pertumbuhan awan di atas lautan bagian timur Indonesia, sehingga di beberapa wilayah Indonesia terjadi penurunan curah hujan yang jauh dari normal. Pembentukan El-Nino dikaitkan dengan pola sirkulasi samudera pasifik yang dikenal sebagai osilasi selatan sehingga disebut juga El Nino-Southern Oscillation (ENSO) yang merupakan fenomena yang ditimbulkan oleh interaksi laut-atmosfer. El-Nino merupakan fenomena global dari sistem interaksi laut dan atmosfer yang ditandai dengan memanasnya suhu muka laut di Pasifik Equator atau anomali suhu muka laut di daerah tersebut positif (lebih panas dari rata-ratanya). Pada saat yang bersamaan terjadi perubahan pola tekanan udara yang mempunyai dampak sangat luas dengan gejala yang berbeda-beda, baik bentuk dan intensitasnya. Fenomena El Nino secara umum akan menyebabkan curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia berkurang, besar pengurangannya tergantung dari lokasi dan intensitas El-Nino tersebut. Namun demikian, karena luasnya wilayah Indonesia serta posisi geografisnya yang dikenal sebagai benua maritim, maka tidak seluruh wilayah Indonesia dipengaruhi oleh fenomena El-Nino. Pada tahun normal, tekanan permukaan rendah berkembang di wilayah utara Australia dan Indonesia dan tekanan tinggi melalui sistem pantai Peru . Akibatnya, angin pasat melalui Samudera Pasifik bergerak sangat kuat dari barat ke timur. Di timur aliran angin pasat membawa permukaan air hangat ke barat, sehingga badai membawa badai konvektiv ke Indonesia dan pesisir Australia. Sepanjang pantai Peru, kolam air dingin terbawa sampai ke permukaan untuk menggantikan kolam air hangat yang diambil di sebelah barat.
Suhu permukaan laut di Pasifik tengah dan timur menjadi lebih tinggi dari biasa pada waktu-waktu tertentu, walaupun tidak selalu. Keadaan inilah yang menyebabkan terjadinya fenomena La-Nina . Tekanan udara di kawasan equator Pasifik barat menurun, lebih ke barat dari keadaan normal, menyebabkan pembentukkan awan yang lebih dan hujan lebat di daerah sekitarnya.
Untuk melihat Animasi terjadinya El Nino dan La Nina : Klik di sini
Kejadian El-Nino tidak terjadi secara tunggal tetapi berlangsung secara berurutan pasca atau pra La-Nina. Hasil kajian dari tahun 1900 sampai tahun 1998 menunjukan bahwa El-Nino telah terjadi sebanyak 23 kali (rata-rata 4 tahun sekali). La-Nina hanya 15 kali (rata-rata 6 tahun sekali). Dari 15 kali kejadian La-Nina, sekitar 12 kali (80%) terjadi berurutan dengan tahun El-Nino. La-Nina mengikuti El-Nino hanya terjadi 4 kali dari 15 kali kejadian sedangkan yang mendahului El-Nino 8 kali dari 15 kali kejadian. Secara umum, hal ini menunjukkan bahwa peluang terjadinya La-Nina setelah El-Nino tidak begitu besar. Kejadian El-Nino 1982/83 yang dikategorikan sebagai tahun kejadian El-Nino yang kuat tidak diikuti oleh La-Nina.
Sumber : Sebagian dari dirgantara.lapan.co.id
KETRAMPILAN DASAR PETA DAN PERPETAAN
15 Jul 2010 7 Comments
in PETA
Peta merupakan suatu benda yang banyak dijumpai di berbagai tempat,
misalnya di lokasi obyek wisata, di kantor pemerintah ataupun di
dinding kelas. Kegunaannya antara lain sebagai petunjuk jalan dan
menentukan posisi tempat di permukaan bumi.
Peta merupakan gambaran permukaan bumi sebagian atau seluruhnya pada suatu bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan skala tertentu
Contoh Peta adalah sebagai berikut :
Berdasarkan pengertian tersebut di atas, pada dasarnya foto dan lukisan pemandangan juga merupakan gambaran sebagian permukaan bumi yang diperkecil. Akan tetapi, foto dan lukisan tersebut tidak bisa disebut dengan peta karena tidak ada skalanya. Bisakah kalian menyebutkan perbedaannya yang lain…..
Macam-macam peta berdasarkan isinya ada 2 macam :
Agar suatu peta mudah dibaca dan atau dikenali para pengguna,
maka peta harus dilengkapi dengan komponen-komponen peta agar peta mudah
dibaca dan mudah ditafsirkan oleh banyak orang. Beberapa komponen yang
harus dipenuhi dalam suatu peta antara lain :
Peta merupakan gambaran permukaan bumi sebagian atau seluruhnya pada suatu bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan skala tertentu
Contoh Peta adalah sebagai berikut :
Berdasarkan pengertian tersebut di atas, pada dasarnya foto dan lukisan pemandangan juga merupakan gambaran sebagian permukaan bumi yang diperkecil. Akan tetapi, foto dan lukisan tersebut tidak bisa disebut dengan peta karena tidak ada skalanya. Bisakah kalian menyebutkan perbedaannya yang lain…..
Macam-macam peta berdasarkan isinya ada 2 macam :
- Peta Umum yaitu peta yang menggambarkan seluruh kenampakan umum peta
- Peta Khusus yaitu peta yang menggambarkan kenampakan khusus dan digunakan untuk tujuan tertentu
- Judul peta
- Skala peta
- Legenda / Keterangan
- Garis tepi/ Border
- Garis Astronomis
- Sumber dan Tahun pembuatan peta
- Tanda Orientasi
- Simbol dan Warna
- Inzet Peta
Siklus Air dan Perairan Darat
13 Jul 2010 4 Comments
in HIDROSFER
Perairan Darat
Diantara kalian masih ingat contoh perairan darat?
Contoh perairan darat diantaranya adalah :
1. Sungai
2. Danau
3. Rawa
4. Air tanah
A. SUNGAI
Sungai adalah air tawar yang mengalir dari sumbernya di daratan menuju dan bermuara di laut, danau atau sungai yang lebih besar, aliran sungai merupakan aliran yang bersumber dari limpasan yaitu : limpasan yang berasal dari hujan, gletser, limpasan dari anak-anak sungai dan limpasan dari air tanah.
Adapun manfaat sungai bagi manusia adalah sebagai berikut :
a. Sumber air bagi pengairan wilayah pertanian atau irigasi dan usaha perikanan darat
b. Sumber tenaga listrik untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
c. Tempat untuk mengembangbiakkan dan menangkap ikan guna memenuhi kebutuhan manusia akan protein hewani
d. Tempat rekreasi, melihat keindahan air terjun
e. Tempat berolahraga seperti berperahu pada arus deras, lomba dayung
f. Tempat untuk memenuhi kebutuhan air untuk kehidupan sehari-hari bagi penduduk yang tinggal di tepi sungai, seperti mencuci, mandi, dsb.
Masih ingatkah kalian tentang pembagian jenis-jenis sungai? ………..
Artikel selengkapnya :
Diantara kalian masih ingat contoh perairan darat?
Contoh perairan darat diantaranya adalah :
1. Sungai
2. Danau
3. Rawa
4. Air tanah
A. SUNGAI
Sungai adalah air tawar yang mengalir dari sumbernya di daratan menuju dan bermuara di laut, danau atau sungai yang lebih besar, aliran sungai merupakan aliran yang bersumber dari limpasan yaitu : limpasan yang berasal dari hujan, gletser, limpasan dari anak-anak sungai dan limpasan dari air tanah.
Adapun manfaat sungai bagi manusia adalah sebagai berikut :
a. Sumber air bagi pengairan wilayah pertanian atau irigasi dan usaha perikanan darat
b. Sumber tenaga listrik untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
c. Tempat untuk mengembangbiakkan dan menangkap ikan guna memenuhi kebutuhan manusia akan protein hewani
d. Tempat rekreasi, melihat keindahan air terjun
e. Tempat berolahraga seperti berperahu pada arus deras, lomba dayung
f. Tempat untuk memenuhi kebutuhan air untuk kehidupan sehari-hari bagi penduduk yang tinggal di tepi sungai, seperti mencuci, mandi, dsb.
Masih ingatkah kalian tentang pembagian jenis-jenis sungai? ………..
Artikel selengkapnya :
- Download disini : Perairan Darat
- Download disini : Perairan Darat dan Perairan Laut
- Download disini : PERAIRAN DARAT DAN LAUT. PDF
Geografi
Siklus Hidrologi
06 Jul 2010 10 Comments
in HIDROSFER
Tags: HIDROSFER

Tidak ada komentar:
Posting Komentar